Bila banyak buku-buku motivasi, how to, pengembangan diri membahas soal bagaimana menjadi pribadi yang baik, menjadi orang yang disukai oleh banyak orang, mengembangkan pola berpikir, tidak dengan Mikal Hem. Bukunya yang belum lama diterjemahkan penerbit Marjin Kiri ini berjudul Kiat Menjadi Diktator: Pelajaran Dari para Pemimpin Edan.
Mikal Hem adalah penulis asal Norwegia. Jurnalis yang juga Master Filsafat ini merupakan jurnalis di beberapa media Norwegia dan fokus pada isu politik internasional.
Dalam buku ini Hem menjelaskan dengan detil kiat sukses menjadi diktator. Mengambil contoh pemimpin-pemimpin dunia, Hem memberikan panduan yang sangat rinci bagi siapa saja yang ingin menjadi pemimpin bertangan besi.
Hem membuka buku ini dengan keuntungan menjadi diktator seperti: akan berkuasa lebih lama, tidak mempunya oposisi yang hanya menyebabkan kebisingan, juga akan memiliki kekayaan yang di luar nurul meski negara yang dipimpinnya tidak kaya. Setelah itu dengan mengalir Hem memberikan tahapan demi tahapan sukses menjadi diktator.
Ini memang buku satire. Bukan panduan sesungguhnya untuk menjadi diktator. Meski begitu buku ini ditulis dengan serius oleh Hem dengan gaya ala buku pengembangan diri sehingga akan bisa dinikmati dengan enjoy.
Dalam buku ini penulis akan mengenalkan kita kepada para pemimpin diktator seperti mantan Presiden Sierra Leone, Valentine Strasse, mantan Presiden Republik Demokratik Kongo, Mobutu Sese Seko. Nama-nama yang tidak familiar. Tapi buku ini bukan saol kita mengenal siapa, tapi bagaimana pembaca paham gerak-gerik para pemimpin, yang bahkan dipilih secara demokratis, berusaha melanggengkan kuasanya.
Lucu Tapi Tak Kuasa Menolak
Langkah-langkah para pemimpin untuk berkuasa selamanya terkesan lucu. Hem mengisahkan bagaimana Nursultan Nazarbayev jelang pemilu di Kazakhstan yang meminta putrinya mendirikan Partai Asar sebagai oposisi. Bisa ditebak putri mana yang mau mengkritisi kebijakan ayahnya, bahkan Partai Asar bergabung dengan partai ayahnya.
Satu kelakukan para diktator yang ditangkap Hem yaitu mudahnya para pemimpin melakukan kultus individu. Saparmurat Atayevch Nizayov langsung memberi gelar Turkmenbashi yang berarti “bapak pembangunan”. Namanya pun banyak dijadikan nama jalan. Bahkan Kota Krasnovodsk diganti namanya menjadi Turkmenbashi. Turkmenbashi juga mewajibkan tulisannya berjudul Kitab Jiwa (Rukhnama) menjadi bacaan wajib siswa-siswa dari sekolah dasar sampai mahasiswa di universitas. Buku tentang sejarah Turkmenistan tentunya ini versi Turkmenbashi.
Masih banyak contoh lain para diktator yang ditulis oleh Hem. Banyak memang yang terdengar lucu pada awalnya, namun siapa sangka dibalik lucu-lucu tersebut para pemimpin diktator tengah mempersiapkan langgengnya kekuasaan.
Tidak ada komentar