Cerita-Cerita Si Kembar Sepulang Sekolah



Sejak si kembar, Reyhan dan Reyhana, masuk TK maka aktivitas siang saya bertambah mengantar pulang keduanya ke rumah. Keduanya pulang jam 13.00 dan saya harus bersiap pada jam itu. Sekolah hanya menoleransi keterlambatan menjemput 30 menit, jika tidak maka akan ada denda yang dikenakan. Bukan hanya soal denda yang saya hindari, tetapi juga berondongan pertanyaan dari si kembar seandainya saya telat menjemputnya.

Biasanya keduanya akan mencecar “Kenapa sih telat, kan aku tinggal sendiri” pertanyaan standar ini biasanya keluar dari Reyhana. Beda dengan Reyhan yang kadan membuat pertanyaan dengan nada nyinyir khas netizen, “Ayah. Emangnya aku disuruh jaga sekolah yah, ampe gak dijemput pulang”

Sebetulnya tidak hanya saat saya telat keduanya akan memberondong saya dengan pertanyaan. Dalam kondisi normal pun keduanya akan bertanya dan ini menambah pusing lagi. Keduanya tidak mau kalah dalam melempar tanya pertanyaan. Biasanya mereka akan menanyakan tentang fenomena yang baru mereka temui pada aktivitas sekolah.

“Ayah, rapat itu apa?” Suatu ketika reyhana yang saya tempatkan duduk di depan sepeda motor bertanya. Belum sempat saya menjawab karena masih berpikir, dari belakang Reyhan dengan suara keras dan tidak mau mengalah sudah mengajukan pertanyaan, “Yah, besok disuruh bawa uang acara bisnis day. Bisnis itu apa yah?” Maka jadilah sepanjang perjalanan ke rumah yang menghabiskan waktu 10 menit dengan motor tersebut menjadi ajang Reyhana dan Reyhan saling mencecar saya dengan sejumlah pertanyaan. Bahkan sering juga keduanya berebut, “Aku duluan, tadi kamu duluan dah dijawab ayah”

Pertanyaan-pertanyaan keduanya memang kadang sepele. Tapi juga tidak bisa kita sepelekan menjawabnya. Saya selalu usahakan menjawab dengan benar bahkan kadang memancing agar pertanyaan saya mengambang agar mereka tidak puas dan mengajukan pertanyaan lagi. Meski sering juga jika lagi tidak ingin repot saya minta keduanya diam dulu untuk nanti bertanya di rumah lagi. Sebisa mungkin pertanyaan mereka jangan dipatahkan dengan misalnya, “nanya mulu, bawel” karena dengan begitu kita akan menutup kreativitas berpikirnya yang nantinya sangat berguna untuk perkembangan otaknya.

Tidak hanya pertanyaan kadang keduanya juga sering berebut membagikan cerita apa yang dilaluinya hari ini. Dan ini menarik. Misal mereka bercerita hari ini berbagi makan dengan kawannya atau ada gurunya yang sakit sehingga digantikan dengan guru dari kelas yang lain. Jika sudah begini maka keduanya juga akan riuh soal cerita siapa yang minta didengarkan terlebih dahulu.

Bercerita dan didengar memang sudah melekat pada manusia. Pada dasarnya kita memang suka bercerita dan akan makin suka jika ceritanya didengarkan. Akan rusak suasana saat misalnya satu dari sikembar bercerita dan merasa saya mengacuhkannya. Biasanya mereka akan bilang, “ayah cuek aja” atau jika kebetulan saya sedang memegang hape mereka akan protes, “ayah perhatian ama hape aja”

Hobi bercerita dan didengar inilah yang membuat media sosial menemukan fungsinya hingga platform apa saja seperti twitter, instagram dan facebook disuka semua manusia. Kini setiap harinya milaran orang berlomba agar statusnya bisa mendapatkan perhatian dari siapa saja. Akan ada rasa membunga saat cerita atau status yang kita posting menjadi perhatian banyak orang yang mensharenya lagi.

Hobi bercerita dan didengar ini akan jadi masalah dalam sebuah hubungan komunikasi saat terjadi arogansi dari satu pihak. Komunikasi yang baik adalah komunikasi yang seimbang dalam artian tidak selamanya si A bercerita dan didengar. Ada kalanya hari ini si B bercerita dan didengar. Biasanya rusak komunikasi ini saat kita sudah melihat kasta siapa yang berbicara, “tolong saya pimpinan dan dengarkan saya” padahal dalam kesempatan itu ada argumen yang ingin diutarakan oleh staf atau bawahan. Jika suasana sudah seperti ini maka cerita-cerita yang seharusnya dilontarkan berhadapan hanya akan menjadi obrolan-obrolan di belakang yang pastinya bernuansa negatif.

Ok, sekian cerita saya sore ini. Sekarang saya ingin mendengar cerita kalian. Silahkan bercerita di kolom komentar.

Tidak ada komentar